Malang, 17 Agustus 2025
Agustus selalu menjadi bulan penuh makna bagi bangsa Indonesia. Momentum tanggal 17 Agustus, seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, sebuah momen sakral yang menandai pengakuan atas perjuangan panjang untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan. Tahun 2025 ini, Indonesia merayakan usianya yang ke-80 tahun .
Tema yang diusung pada peringatan ini adalah “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” yang menggambarkan aspirasi besar bangsa Indonesia dalam mempertahankan persatuan, berdaulat penuh sebagai negara merdeka, dan mewujudkan kesejahteraan rakyat demi kemajuan bangsa.
Sebuah tema yang sangat menarik untuk dikaji apakah ini benar-benar sebuah harapan, cita-cita yang hendak diwujudkan atau kembali ini hanya sebuah retorika.

Di tengah riuhnya peringatan nasional tersebut, ada pula kisah inspiratif yang mengingatkan kita akan makna bersatu yang bermula seorang laki-laki dan perembuah dari bingkai perjodohan, kebersamaan yang harus dilandasi ketangguhan dan komitmen tinggi. Ulang tahun pernikahan sepasangan pemuda dan gadis desa yang tahun 2025 memasuki 27 tahun, tepatnya tanggal 01 Agustus 1998. Pernikahan yang dilakukan di saat suasana Indonesia dalam deraan krisis ekonomi yang sangat luar biasa. Pernikahaan yang merupakan awal perjalanan panjang sebuah madrasah kehidupan dengan cita-citanya bersatu yang didasari ketulusan hanya karena Alloh (lillah), membentuk keluarga yang bahagia dalam bangunan rumah tangga yang harmonis penuh cinta kasih didasari pengertian, damai, saling menguatkan, saling mengisi dengan keteguhan hati untuk menerima apa adanya dalam upaya menciptakan keluarga yang sejahtera dan kekal.
Tujuan kesejahteraan yang sama-sama hendak diraih dalam kehidupan berbangsa dan berkeluarga membuat tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” yang diangkat dalam ulang tahun ke 80 Makna Ulang Tahun RI ke-80 menjadi relevan dan jangan sampai hanya menjadi sebuah retorika. Fondasi Kebangsaan yang Kuat dalam Persatuan harus menjadi tiang utama yang menopang Indonesia selama delapan dekade usianya. Berbagai suku, budaya, agama, dan bahasa yang beragam menyatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kedaulatan yang Diperjuangkan dengan Keringat dan Air Mata harus juga menjadi komitmen bersama yang sesungguhnya menjadi upaya terus-menerus bangsa ini untuk mengelola sumber daya, menentukan nasib sendiri, dan menjaga integritas wilayah dari ancaman serta tekanan asing, aseng, ataupun kelompok-kelompok oligarki.
Hasil akhir dari tujuan berdirinya negara Rakyat Sejahtera adalah tujuan utama pemerintahan dalam pembangunan jangan lagi ditawar-tawar, rakyat bukan semakin bodoh jangan kondisikan rakyat selalu dibodohi. Melihat kepentingan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tidak boleh lagi hanya dibuat menjadi sebuah jargon/slogan-slogan.

Kesejahtaraan rakyat harus menjadi wujud nyata Indonesia maju, maju tidak hanya tentang teknologi dan ekonomi, tapi juga kematangan sosial dan politik. Harapan besarnya sumber daya manusia yang berkualitas dan tata kelola yang baik dan berorentasi kepada kemandian Bangsa akan membawa Indonesia bisa menjadi kekuatan besar di kancah global.
Tidak jauh dari keberadaan Indonesia sebuah mahligai Pernikahan, ikatan perkawinan adalah sebuah miniatur model kebersamaan, wujud komitmen yang menunjukkan ketangguhan dalam mengarungi semua persoalan kehidupan untuk mewujudkan kesejahteraan bersama dalam bingkai kebahagiaan dunia dan akhirat. Berkaca pada perjalanan pernikahan dalam muhasabah setiap pasangan adalah memulai perjalanan pernikahan dengan keyakinan bahwa Alloh telah mendatangkan jodoh terbaik buatnya, ini sebuah ibadah, sebuah sunnah yang harus dijalani dengan lillah. Berbekal sebuah keyakinan, pernikahan dibangun dengan cita-cita membangun keluarga yang harmonis dan kuat. Sepanjang waktu dalam pernikahan, banyak tantangan dilalui, mulai dari naik turunnya kondisi ekonomi, perbedaan pendapat, hingga persoalan hidup sehari-hari. Namun, pijakan yang sama hanya karenaNya, semangat kebersamaan dan komunikasi yang baik menjadi fondasi kokoh yang membuat pernikahan akan bertahan dalam badai.
Sama seperti bangsa Indonesia yang bersatu dari beragam latar belakang, bingkai pernikahan mengambil banyak pelajaran bahwa keberbedaan adalah kekayaan yang mempererat hubungan, beda latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan beda pola kehidupan sosial yang dipengaruhi oleh pendidikan, karakter dan pola pendidikan bukan menjadi halangan bagi kami untuk lebih banyak mensyukuri bahwa perbedaan bukan menjadi titik kritis untuk tidak bertahan, tetapi memahami perbedaan untuk tujuan yang sama harus menjadi sarana penguat dan menyatukan diri dalam pijakan saling menghargai dan memahami.
Berdaulat dalam keputusan bersama dalam menjadikan pasangan semakin bijak menjalankan prinsip ini, dengan membangun saling percaya dan menghormati hak serta kewajiban masing-masing. Harapan menggapai kesejahteraan, kemajuan dalam kebersamaan menjadi sesuatu yang selalu dicoba dan diikhtiari terus menurus untuk diupayakan demi terwujudkannya tujuan dan harapan dari pernikahan.
Lalu apa korelasi antara Cinta dan Kebangsaan, kebangsaan yang terbangun tanpa cinta tidak akan pernah memiliki kekuatan untuk hidup dalam kebersamaan dan persatuaan. Persatuan yang tercermin dalam sebuah pernikahan sepasang manusia adalah miniatur dari nilai kebangsaan yang diterapkan dalam konteks paling intim yaitu keluarga.
Siapapun yang ingin mewujudkan bangsa yang bersatu harus memulainya dengan keluarga yang kokoh dan penuh cinta. Kedaulatan yang terwujud dalam keputusan dan tanggung jawab bersama dalam keluarga, kedaulatan dalam keluarga membawa keharmonisan, saling menghargai, dan pengambilan keputusan yang matang. Hal ini layaknya kedaulatan rakyat dalam negara. Kesejahteraan rakyat di Indonesia tidak hanya soal ekonomi, membangun kesejahteraan melalui kesehatan, pendidikan, dan keutuhan emosional yang bermula dari penguatan fungsi keluarga akan menjadi benteng utama masyarakat.
Di usia 80 tahun Indonesia harus lebih bermakna adaptasi, inovasi, dan pembaharuan harus banyak dilakukan oleh Pemerintah. Kemajuan tidak hanya sekadar bertahan, tetapi tumbuh dan berkembang dalam menghadapi perubahan zaman. Menguatkan dan menanamkan nilai integritas, kejujuran, dan gotong royong menjadi contoh microcosm untuk masyarakat yang lebih luas, bahwa sebuah bangsa yang kuat berawal dari keluarga yang kuat.
Menjunjung tinggi contoh-contoh sikap menghargai perbedaan dengan berdialog dapat menguatkan pilar-pilar penting dalam persatuan nasional yang sangat dibutuhkan Indonesia saat ini. Termasuk partisipasi aktif semua lini masyarakat akan menjadi kunci kesejahteraan Indonesia, partisipasi positif yang konstruktif, dukungan tanpa tendensi dari pemerintaah dan seluruh instrumen negara yang didukung dengan tauladan positif akan menjadi bagian penting pertahanan dan ketahanan bangsa guna terwujudkannya cita-cita kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pelajaran berharga tentang pentingnya persatuan, kedaulatan, kesejahteraan, dan kemajuan dalam berbagai fase kehidupan. Perjalanan panjang sebuah keluarga dan sebuah bangsa bukan hanya tentang bertahan, tetapi bagaimana terus berkembang dan menjadi lebih baik. Dengan menguatkan nilai-nilai kebersamaan dan semangat gotong royong, Indonesia diharapkan menjadi negara yang bersatu, berdaulat, dan mampu memberikan kesejahteraan kepada seluruh rakyatnya demi kemajuan yang berkelanjutan. Kisah pernikahan sepasang suami dan istri menjadi inspirasi kecil namun kuat bahwa melalui keluarga yang harmonis dapat menjadi pondasi yang kuat bangsa ini mewujudkan “Kesejahteraan bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Semoga Alloh selalu ridho dan memberikan pertolongan kepada kita semua……… Aamiin Yaa Robbal’alamiin… Merdeka….

“Sekali Bersama – Tetap Bersama & Sekali Merdeka – Tetap Merdeka”